Studi
kelayakan usaha
Pada peternakan puyuh “ Bujang keme
Farm (BKF)” di Desa kali padang
Kec.
Selupu Rejang Kab. Rejang lebong Prov. Bengkulu
Oleh
Nama : Sistanto
Npm :
(E1C010062)
JURUSAN
PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2012
Kata pengantar
Puji syukur atas berkat
dan rahmat Allah S.W.T sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan
studi kelayakan pada peternakan
puyuh “Bujang Keme farm” dengan tepat waktu. Studi kelayakan ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Ternak Unggas, penulis memilih lokasi daerah Kab.
Rejang Lebong karena sesuai dengan tempat domisili, sehingga kedepannya dapat
merencanakan usaha berkaitan didaerah tersebut. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada Dr.
Ir.Yosi Fenita, MP, selaku dosen
pembimbing, dan kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian penulisan
studi kelayakan ini.
Dalam
penulisan studi kelayakan ini, penulis menyadari bahwa masih banyak sekali
kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, guna perbaikan dalam
penulisan paper maupun karya ilmiah yang akan datang. Semoga paper ini dapat
bermanfaat terutama bagi pembaca yang ingin memulai usaha dibidang penetasan.
Bengkulu,
april 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Sektor usaha
peternakan pada era kemajuan zaman sekarang ini, mempunyai prospek yang besar. Tantangan untuk sarjana muda peternakan
untuk menjadi wirausahawan merupakan cikal bakal berkembanganya kegiatan
perekonomian dibidang peternakan. Begitu juga dengan perkembangan jumlah
penduduk yang begitu cepat dan berkurangnya lahan pertanian harus mampu
mengalihkan perhatian para petani untuk menjalankan usaha dibidang peternakan
sebagai alternatif penghasil Uang. Sektor peternakan merupakan salah satu
bidang pada sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam pembentukan
nilai Produk Domestik Bruto (PDB).
Distribusi PDB atas
dasar harga berlaku pada tahun 2007-2010** menurut lapangan usaha dari sembilan
sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah sektor industri pengolahan
yang menempati urutan pertama sedangkan sektor pertanian, peternakan kehutanan
dan perikanan menempati urutan kedua. Nilai PDB pertanian pada tahun 2010**)
atas dasar harga konstan meningkat sebesar Rp. 304,4 triliun dari tahun 2009
yang hanya sekitar Rp. 295,9 triliun. Sedangkan nilai PDB sub sektor peternakan
pada tahun 2010 juga meningkat sebesar 38,16 triliun dari tahun 2009*) yang
hanya sekitar 36,6 triun.(angka sementara) (BPS Peternakan, 2011).
Tabel 1. Nilai Produk Domestik Bruto tahun 2006-2011 atas dasar harga
konstan 2000 Rp (Milyar)
No.
|
Jenis Lahan
|
Tahun
|
|||||
2006
|
2007
|
2008
|
2009*)
|
2010**)
|
2011***1
|
||
1
|
Bahan
Makanan
|
129,548.6
|
133,888.5
|
142,000.4
|
1 49,057.8
|
1 51,749.5
|
84,580.3
|
2
|
Perkebunan
|
41,318.0
|
43,199.2
|
44,783.9
|
4 5,608.3
|
4 6,750.9
|
21,938.3
|
3
|
Peternakan
|
33,430.2
|
34,220.7
|
35,425.3
|
3 6,648.9
|
3 8,135.2
|
19,384.4
|
4
|
Kehutanan
|
16,686.9
|
16,548.1
|
16,543.3
|
1 6,843.6
|
1 7,192.5
|
8,199.6
|
5
|
Perikanan
|
41,419.1
|
43,652.8
|
45,866.2
|
4 7,775.1
|
5 0,578.1
|
26,161.7
|
6
|
Jumlah
Pertanian
|
262,402.8
|
211,308.4
|
222,209.6
|
231,315.0
|
2 36,635.6
|
125,903.0
|
7
|
PDB
Nasional
|
1,847,126.7
|
1,964,327.3
|
2,082,456.1
|
2,177,741.7
|
2 ,310,689.8
|
1,205,212.9
|
Sumber : Statistik peternakan dan kesehatan hewan 2011
*) angka sementara.
**) angka sangat sementara.
***) angka sangat sangat sementara.
Dari segi investasi,
usaha mikro, kecil, menengah dan besar atas dasar harga berlaku menurut sub
sektor peternakan meningkat bertururt turut dari tahun 2007 yang sidah angka
tetap sampai tahun 2008* dan 2009** yang masih angka sementara sebesar Rp.
1,815 trilyun, Rp. 2,386 trilyun,dan Rp. 2, 484 trilyun. Apabila dibandingkan
dengan sub sektor lainnya pada sektor pertanian, peternakan kehutanan dan
perikanan maka sub sektor peternakan memiliki kontribusi ke -4 pada tahun
2007-2009** untuk infestasi usaha mikro kecuil menengah dan besar atas dasar
harga dasar berlaku sesudah sub sektor perikanan, tanaman perkebunan, tanaman bahan pakan dan
kehutanan. Namun pada perkembanganya realisasi investasi baik yang berasal dari
pemodal dalam negri maupun pemodal asing mengalami pasang surut, tampak pada
tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2. Perkembangan realisasi investasi peternakan tahun 2005-2011
TAHUN
|
PMDN
|
PMA
|
Rp.(Milyar)
|
US$ (Juta)
|
|
2005
|
108.28
|
52.76
|
2006
|
115.58
|
18.75
|
2007
|
145.17
|
44.65
|
2008
|
50.43
|
4.54
|
2009
|
287.98
|
2.53
|
2010
|
156.50
|
4.70
|
2011*)
|
235.42
|
19.97
|
*)
Angka sementara.
Sumber
: Statistik peternakan dan kesehatan hewan 2011
Pengaruh subsektor
peternakan yang besar terhadap kehidupan masyarakat Indonesia tidak terlepas
dari fungsi dasar subsektor peternakan sendiri dalam pemenuhan pangan dan gizi masyarakat
Indonesia, terutama pemenuhan kebutuhan protein hewani. Peningkatan jumlah
penduduk, pendapatan dan kadar gizi masyarakat menyebabkan permintaan terhadap
hasil subsektor peternakan sebagai sumber protein hewani semakin meningkat pula.
Siklus
hidup puyuh relatif pendek. Produksi telurnya 130-300 butir per tahun dengan
bobot rata-rata 10-15 g per butir. Bobot telur merupakan sifat kuantitatif yang
dapat diturunkan. Jadi jenis pakan, jumlah pakan, lingkungan kandang, serta
besar tubuh induk sangat mempengaruhi bobot telur. Selain itu, sedikitnya
protein ransum menyebabkan kecilnya kuning telur yang terbentuk sehingga
menyebabkan kecilnya telur dan rendahnya daya tetas telur. Bobot telur juga
sangat dipengaruhi oleh masa bertelur. Telur pada produksi pertama pada suatu
siklus berbobot lebih rendah daripada telur berikutnya pada siklus yang sama.
Dengan kata lain, bobot telur semakin bertambah dengan bertambahnya umur induk. (Yd. Pangestuti,2009)
Selain
telurnya produk yang dapat dimanfaatkan dari puyuh yaitu daging, kotoran, dan
bulu. Daging puyuh sekarang ini tidak kalah dengan daging ternak lainnya.
Daging puyuh sekarang ini tidak kalah dengan daging ternak lainnya. Daging
puyuh mengandung 21,1 persen protein dan lemak hanya 7,7 persen saja. Daging puyuh
umumnya diambil dari puyuh yang sudah afkir yaitu puyuh betina yang kemampuan
bertelurnya sudah menurun atau puyuh jantan yang tidak terpilih
sebagai pejantan. Kotoran puyuh baunya lebih menyengat dibandingkan kotoran
ayam atau unggas lainnya, apalagi bila puyuh diberi pakan berkadar protein
tinggi. Akan tetapi kotorannya itu masih dapat dimanfaatkan untuk dibuat pupuk.
Pupuk dari kotoran puyuh sangat baik untuk tanaman sayur maupun tanaman hias
dan juga dapat digunakan dalam campuran bahan pakan (konsentrat) untuk ternak
besar. Pemanfaatan bulu burung puyuh biasanya untuk campuran bahan pakan ternak
besar, karena bulu memiliki potensi sebagai sumber protein hewani dan mineral
serta kaya akan asam amino esensial. Energi metabolismenya mencapai 3.047 kkkl/kg,
sedangkan protein kasarnya mencapai 86,5 persen, tetapi pemanfaatan bulu
sebagai pakan ternak harus melalui suatu pengolahan terlebih dahulu, tidak
hanya dikeringkan dan digiling saja, bulu harus dihidrolisa atau dimasak
terlebih dahulu. Kelebihan lain dari beternak burung puyuh secara ekonomis
yaitu ukuran tubuh burung puyuh yang relatif kecil, sehingga menguntungkan
peternak karena dapat memelihara puyuh dalam jumlah yang besar pada lahan yang
tidak terlalu luas (Listiyowati dan Roospitasari, 2005) dalam (Pangestuti,
2009).
Konsumsi hasil
ternak berupa daging, telur dan susu pada tahun 2010 perkapita /tahun untuk
daging sebanyak 6.953 kg/kapita /tahun atau mengalami peningkatan sebesar
10.42% dari tahun sebelumnya (2009) yaitu 6.297 kg/kapita/tahun. Untuk telur
sebanyak 7.227 kg/kapita /tahun, atau mengalami kenaikan sebesar 13.24% dari
tahun 2009 yang hanya sebesar 6.382 kg/kapita/tahun. Sedangkan susu sebanyak
16.421 kg/kapita/tahun. Atau mengalami penurunan bila dibandingkan tahun
sebelumnya (2009) dari sebesar 18.472 kg/kapita /tahun (11.10%). Demikian juga
dengan konsumsi protein (telur, daging dan susu) pada tahun 2009 sebesar 31.151
kg/kapita/tahun dan pada tahun 2010 menurun menjadi 30.602 kg/kapita/tahun
(1.77%).(Tabel 4). (BPS Peternakan, 2011).
Tabel 4. Konsumsi hasil ternak per kapita per tahun
produk peternakan 2009 – 2010
No
|
Komoditi
|
Tahun
|
|
2009
|
2010
|
||
I
|
DAGING/ MEAT (KG)
|
6.297
|
6.953
|
A
|
DAGING SEGAR
/ FRESH MEAT (KG)
|
4.199
|
4.816
|
1
|
Sapi/ Beef
Cattle
|
0.334
|
0.367
|
2
|
Kerbau/ Buffalo
|
0.014
|
0.017
|
3
|
Kambing/ Goat
|
0.025
|
0.024
|
4
|
Babi/ Pork
|
0.188
|
0.211
|
5
|
Ayam ras / Chicken
|
3.050
|
3.514
|
6
|
Ayam Kampung/
Chicken
|
0.501
|
0.602
|
B
|
Daging
diawetkan/ Canned (KG)
|
0.150
|
0.082
|
1
|
Dendeng/ Spicy
Dried Meat
|
0.002
|
0.001
|
2
|
Abon/ Spicy
Shreded Meat
|
0.097
|
0.010
|
3
|
Daging dalam
kaleng/
|
0.003
|
0.012
|
C
|
Lainnya / Others
(KG)
|
0.184
|
4 0.203
|
1
|
Hati/ Liver
|
0.055
|
0.063
|
2
|
Jeroan selain
hati/ Offal exclude liver
|
0.040
|
0.050
|
3
|
Daging
tetelan/Tetelan Meat
|
0.012
|
0.013
|
4
|
Tulang/ Bone
|
0.001
|
0.002
|
D
|
Daging dari
makanan jadi
|
1.765
|
1.860
|
1
|
Soto/gule/sop/rawon
|
1.053
|
1.077
|
2
|
Sate/tongseng
|
0.085
|
0.091
|
3
|
Ayam/daging
(goreng,dll)
|
0.626
|
0.689
|
II
|
TELUR/ EGG (KG)
|
6.382
|
7.230
|
1
|
Telur ayam
ras / Layer egg
|
5.827
|
6.709
|
2
|
Telur ayam
buras/ Local chicken egg
|
0.165
|
0.186
|
3
|
Telur Itik/ Duck
egg
|
0.221
|
0.173
|
4
|
Telur
puyuh/ Quail egg
|
0.059
|
0.045
|
6
|
Telur asin / Salted
egg
|
0.106
|
0.107
|
III
|
SUSU / MILK
(KG)
|
18.472
|
16.421
|
1
|
Susu Segar/ Fresh
Milk
|
0.119
|
0.087
|
2
|
Susu cair
pabrik/ Preserved milk 6
|
0.214
|
0.196
|
3
|
Susu kental
manis/ Sweet canned liquid milk
|
0.603
|
0.662
|
4
|
Susu bubuk/ Canned
powder milk
|
8.116
|
6.065
|
5
|
Susu bubuk
bayi/ Baby powder milk
|
9.380
|
9.371
|
6
|
Keju/ Cheese
|
0.007
|
0.007
|
TOTAL
|
31.151
|
30.601
|
Sumber : (BPS
Peternakan, 2011).
Ternak puyuh merupakan salah satu komoditas
unggas sebagai penghasil telur dan daging. Keberadaannya dapat sebagai
pendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat. Usaha
budidaya puyuh merupakan salah satu jenis usaha yang banyak diminati dan
dikembangkan, karena ternak puyuh ini merupakan salah satu ternak yang dapat
berproduksi dalam waktu cepat (umur 40 hari sudah bertelur) disamping usaha
budidaya puyuh dapat dilakukan dengan modal yang relatif kecil dan tidak
memerlukan lahan yang
luas. (Pedoman penataan budaya puyuh 2012).
Berdasarkan
jenisnya, burung puyuh termasuk kedalam golongan aneka ternak termasuk kelinci
dan burung merpati. Untuk populasi ketiga jenis aneka ternak tersebut pada
tahun 2010 mengalami penurunan apabila dibandingkan tahun 2009 kecuali pada
merpati yaitu bururng puyuh sebesar 5,25 juta ekor (penurunan 31,01%), kelinci
0,56 juta ekor (penurunan 32,54%) dan burung merpati 2,09 juta ekor
(peningkatan 15,56%). Sementara untuk ternak unggas secara nasional juga
mengalami variasi peningkatan dan penurunan jumlah populasi bila dibandingkan
tahun sebelumnya, yaitu ayam buras 257,5 juta ekor (peningkatan 3,03%), ayam
ras petelur 105,2 juta ekor (penurunan -5,57%) dan ayam ras pedaging 986,87
juta ekor (penurunan 3,85 %) serta itik 44,30 juta ekor (peningkatan 8,91%).
Tabel 5. Populasi Ternak Unggas Tahun 2007 -
2011 (Indonesia) Dalam 000 Ekor
No
|
Jenis Unggas
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011*)
|
1
|
Ayam
Buras/ Native Chicken
|
272.251
|
243.423
|
249.963
|
257.544
|
274.893
|
2
|
Ayam Ras Petelur/ Layer
|
111.489
|
107.955
|
111.418
|
105.210
|
110,3
|
3
|
Ayam Ras Pedaging/ Broiler
|
891.659
|
902.052
|
1.026.379
|
986.872
|
1.041.968
|
4
|
Itik/ Duck
|
35.867
|
39,84
|
40,676
|
44.302
|
49.392
|
5
|
Puyuh/ Quail
|
6.640,10
|
6.683,30
|
7.542,00
|
7.053,60
|
7.055,50
|
6
|
Merpati/ Pigion
|
162.5
|
1.499,00
|
1.814,80
|
490,1 4
|
19.5
|
*) angka sementara. (BPS Peternakan, 2011).
Pemanfaatan
ternak burung puyuh tidak hanya untuk menghasilkan telur konsumsi saja. Bibit,
daging, kotoran, atau bulu puyuh pun bisa dimanfaatkan dan dijual. Peternakan
puyuh yang mulai banyak diusahakan membutuhkan bibit puyuh sebagai input.
Daging puyuh yang berasal dari puyuh jantan yang tidak lolos seleksi sebagai
pembibit atau puyuh betina afkir yang sudah tidak produktif lagi dapat dijual
untuk konsumsi. Kotoran puyuh dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang serta
bulu burung puyuh dapat dimanfaatkan sebagai campuran bahan pakan ternak besar.
(IPB).
Pendirian
usaha Peternakan “Bujang Keme Farm” merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk
membantu mencukupi kebutuhan protein hewani masyarakat khususnya didaerah
dimana usaha tersebut akan di laksanakan. Pada saat saat tertentu produk
peternakan berupa telur sulit untuk didapatkan bahkan menghilang dari pasaran
terutama menjelang perayaan hari hari besar keagamaan, kebutuhan produk berupa telur akan meningkat drastis.
Burung puyuh
dipilih sebagai ternak yang akan diusahakan pada peternakan ini karena lebih
cepat menghasilkan keuntungan dibandingkan unggas besar seperti ayam petelur.
Bururng puyuh dapat memulai berproduksi telur pada saat berumur 35 hari,
sedangkan ayam mulai bertelur pada umur 42 minggu.
Jika dilihat
dari kandungan nutrisinya telur puyuh juga tidak jauh berbeda dengan nutrisi
telur dari berbagai jenis unggas lainnya. Perbandingan dengan telur ayam, telur
puyuh memiliki rata rata kandungan nutrisi lebih besar. Berikut disajikan pada
tabel di bawah ini.
Tabel 6.
Kandungan nutrisi telur puyuh dan telur ayam.
No
|
Jenis nutrisi
|
Telur puyuh
|
Telur ayam
|
1
|
Vitamin A (ug)
|
350
|
140
|
2
|
Vitamin B1 (mg)
|
0,14
|
0,06
|
3
|
Vitamin B2 (mg)
|
0,72
|
0,48
|
4
|
Vitamin B6 (mg)
|
0,7
|
8
|
5
|
Vitamin B12 (ug)
|
4,7
|
9
|
6
|
Asam folat (ug)
|
91
|
43
|
7
|
Kalium (mg)
|
150
|
130
|
8
|
Fosfor (mg)
|
220
|
180
|
9
|
Besi (mg)
|
3,1
|
1,8
|
10
|
Metionin (mg)
|
1189
|
413
|
11
|
Glycine (mg)
|
463
|
413
|
12
|
DHA (mg)
|
330
|
150
|
Studi ini di buat untuk
menganalisa secara jelas dan detail
mengenai kelayakan usaha pada peternakan puyuh “bujang Keme Farm” yang ada di Kabupaten
Rejang Lebong sebagai penyedia dan
penyalur pasokan bibit DOQ maupun telur konsumsi khususnya di daerah tersebut.
Tujuan studi kelayakan ini juga berkaitan dengan analisis investasi dan berbagai
aspek teknis dan produksi maupun keuntungan dari perusahaan tersebut.
Pada awal
beroperasinya peternakan puyuh “Bujang Keme Farm”, pola budidaya yang
diterapkan adalah budidaya puyuh petelur dan pembibit. Untuk mendapatkan bibit
puyuh pertama kali, perusahaan mendatangkan pembibit dari perusahaan lain yang
berada di pulau jawa. Tahun pertama berdirinya “Bujang Keme Farm” pemilik perusahaan membeli bibit puyuh petelur
dan pembibit sebanyak 20.000 ekor, yang
terdiri dari 15 ribu ekor puyuh petelur dan 5 ribu ekor pembibit. Untuk puyuh
petelur, perbandingan antara jantan dan betina yaitu 1: 9 sedangkan untuk puyuh
pembibit perbandingannya 1: 4 ekor. Jadi jumlah puyuh pejantan yang didatangkan
pada tahun pertama adalah 2500 ekor dan puyuh betina sebanyak 17500 ekor.
Dalam
melakukan usahanya
peternakan puyuh BKF
menggunakan beberapa asumsi dasar yaitu :
1.
Umur proyek didasarkan pada umur ekonomis bangunan kandang yaitu selama tujuh
tahun.
2.
Pengusaha menggunakan modal sendiri.
3.
Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga rata-rata per
bulan deposito Bank Indonesia (BI Rate) tahun 2012, yaitu 15 persen.
4.
Keadaan ekonomi selama proyek berlangsung diasumsikan tetap.
5.
Biaya investasi dikeluarkan pada tahun ke-1 dan
invesi tambahan pada tahun besikutnya. biaya reinvestasi dikeluarkan untuk peralatan
yang telah habis umur ekonomisnya.
6.
Harga untuk seluruh input yang digunakan
dalam analisis ini adalah riil. Harga input yang digunakan adalah harga yang
berlaku di pasar.
7.
Masing-masing puyuh petelur mampu bertelur sebanyak satu butir per hari dengan
peluang keberhasilan pemerolehan telur layak jual setelah dilakukan sortasi
pasca panen yaitu sebesar 98 persen.
8.
Tingkat kematian puyuh BKF tidak lebih dari 5 persen.
9.
Satu orang tenaga kerja pada bagian pemeliharaan puyuh mampu menangani 5.000
ekor puyuh.
10.
Harga jual telur puyuh BKF selama tujuh tahun diasumsikan tetap yaitu Rp 200
per butir.
11. Harga jual puyuh pembibit
selama tujuh tahun diasumsikan tetap yaitu
Rp 7.500,- per ekor
12.
Pola usaha yang diusahakan yaitu yaitu penggabungan antara usaha puyuh petelur
merangkap usaha puyuh pembibit. Pola ini terdiri dari 15.000 ekor puyuh petelur
dan 5.000 ekor puyuh pembibit .
14. Telur puyuh fertil yang
dihasilkan puyuh pembibit yaitu 85 persen dengan persentase keberhasilan
penetasan 70 persen dan 60 persen dari telur yang menetas adalah puyuh betina.
15. Mesin tetas, berjumlah 200 masing masing mempunyai
kapasitas 1000 butir. Mesin tetas terbuat dari papan kayu yang di dalamnya
telah dilengkapi dengan bohlam-bohlam lampu untuk sumber pemanas. Pada masin
tetas dibutuhkan bohlam lampu sebanyak 6 buah, Masing-masing mesin tetas
digunakan selama masa penetasan 17 hari, dan terus menerus dinyalakan selama 24
jam, sehingga dalam setahun bohlam lampu diganti sebanyak 4 kali.
16. Analisis data menggunakan
data pajak penghasilan yang dikenakan berdasarkan tarif pajak menurut UU
Republik Indonesia No. 17 tahun 2000 tentang Tarif umum PPH wajib pajak badan
dalam negeri dan bentuk usaha tetap, yaitu :
§ Jika
pendapatan < Rp 50.000.000,00 maka pajak yang dibayarkan adalah 10% x
pendapatan.
§ Jika Rp
50.000.000,00 < pendapatan < Rp 100.000.000,00 maka pajak yang dibayarkan
adalah (10% x Rp 50.000.000,00)+(15% x ( pendapatan – Rp 50.000.000,00))
§ Jika
pendapatan > Rp 100.000.000 maka pajak yang dibayarkan adalah (10% x Rp
50.000.000,00)+ (15% x Rp 50.000.000,00) + (30% x (pendapatan – Rp
100.000.000,00)).
Produk yang
dihasilkan peternakan puyuh “Bujang Keme Farm” terdiri dari telur konsumsi,
puyuh pembibit, puyuh afkir dan pupuk kandang. Daerah pemasaran produk terutama
telur dan puyuh pembibit terdiri dari beberapa tempat antara lain di Kab.
Rejang Lebong sendiri, Kota Lubuk Linggau, Kab. Kepahiang, dan Kab. Lebong.
Ditafsirkan, beberapa lokasi pemasaran tersebut mampu menampung produksi dari
peternakan puyuh yang ada di rejang lebong karena permintaan akan telur selalu
meningkat, selain itu perusahaan juga membangun kemitraan dengan beberapa
peternak yang tersebar di beberapa lokasi di provinsi bengkulu agar pemasaran
dapat berjalan dengan lancar.
Berdasarkan
hasil pengamatan, permintaan terhadap produk peternakan khususnya yang berasal
dari unggas di rejang lebong terus mengalami peningkatan. Keadaan tersebut
merupakan peluang yang sangat menjanjikan untuk terjun ke dunia bisnis
perunggasan. Tingginya permintaan
berbagai produk seperti telur dan daging untuk dikonsumsi harus didatangkan
dari luar daerah karena belum adanya perusahaan peternakan yang mampu
menyediakan komoditas tersebut.
Jika dilihat dari populasi ternak unggas yang
ada di rejang lebong, dari tahun 2008 hingga 2010 (Tabel 1) mengalami
peningkatan tetapi tidak begitu besar, sementara permintaan di masyarakat terus
mengalami peningkatan.
Tabel 1. Jumlah populasi ternak unggas di kabupaten
rejang lebong Tahun 2008 – 2010.
Jenis
unggas
|
Tahun
(Ekor)
|
||
2008
|
2009
|
2010
|
|
Ayam
ras petelur
|
234
|
7.000
|
7.590
|
Ayam
ras pedaging
|
107.021
|
433.098
|
707.591
|
Ayam
buras
|
70.993
|
70.993
|
76.493
|
Sumber : Bps Rejang Lebong
Selain konsumen rumah tangga,
tingginya permintaan terhadap produk dari peternakan unggas juga berasal dari
industri makanan cepat siap saji yang saat ini mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Hal tersebut ditunjukan dengan angka pemotongan ternak unggas
yang mengalami peningkatan yang sangat tajam (Tabel 2). Peningkatan angka pemotongan
unggas menyebabkan harga daging
meningkat. Oleh karena itu, pendirian usaha dibidang perunggasan merupakan
langkah awal untuk memenuhi tingginya permintaan konsumen. Dengan membangun
kemitraan kepada para peternak kecil yang tersebar diberbagai tempat,
diharapkan perusahaan tersebut akan
cepat berkembang.
Tabel
2. Jumlah Pemotongan Ternak Unggas Di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2008 –
2010.
Jenis
pemotongan
|
Jumlah
pemotongan (ekor)
|
||
2008
|
2009
|
2010
|
|
Ayam
buras
|
75.452
|
7.
843
|
98.522
|
Ayam
ras pedaging
|
3
.194
|
-
|
-
|
Ayam
ras petelur
|
4
.427
|
186
|
9.322
|
Sumber : Bps Rejang Lebong
Pendirian usaha
peternakan puyuh “Bujang keme Farm” berlokasi di Jl. Lintas Curup-LLG KM 11
desa kali padang, kecamatan selupu rejang kabupaten rejang lebong Provinsi
Bengkulu. Lokasi tersebut dipilih karena berada di areal yang cukup luas,
udaranya segar dan keadaan sekelilingnya tenang, dekat dengan sumber pakan
ternak, memiliki sumber air, jauh dari daerah pemukiman dan sumber air penduduk
(minimal 5 kilometer), relatif dekat dari pusat pemasaran dan pakan ternak dan
memiliki strategi dan fasilitas yang baik untuk transportasi.
Penjelasan beberapa alasan pemilihan lokasi
usaha sebagai berikut :
1.
Iklim dan temperatur
Kondisi iklim dan temperatur di lokasi peternakan “bujang Keme Farm”
cukup sesuai dengan kebutuhan temperatur ideal bagi pengusahaan puyuh.
Temperatur di lokasi adalah sekitar 22o-28o C,
sedangkan temperatur ideal untuk produksi puyuh yaitu antara 20o C
hingga 25o C. Perbedaan temperatur tersebut dapat diatasi dengan
pengaturan temperatur pada ruang kandang. Kandang dibuat lebih sejuk dengan
sistem ventilasi yang baik serta penggunaan bahan atap yang tidak memancarkan
panas matahari.
2.
Letak pasar yang dituju
Telur puyuh tergolong
produk yang memiliki resiko kerusakan lebih besar dari telur unggas yang lain.
Ini terjadi karena karakteristik fisik dari telur puyuh yang memiliki kerabang
telur lebih tipis dari telur-telur unggas kebanyakan. Alasan utama dari pemilihan
lokasi usaha puyuh Bujang Keme Farm
yaitu kedekatan dengan pasar tujuan. Kedekatan pasar dipilih pemilik untuk
lokasi dengan maksud mengurangi resiko kerusakan telur yang terjadi dalam perjalanan ke pasar
tujuan. Salah satu lokasi pemasaran yang paling dekat dengan lokasi yaitu Pasar Atas dengan jarak sekitar 10 km
3.
Tenaga listrik dan air
Desa Kali Padang merupakan desa yang belum
tergolong padat penduduk namun karena terletak dijalan lintas kota antar
provinsi, jadi dalam hal perolehan tenaga listrik tidak mengalami kendala yang
berarti. Selain listrik, pemerolehan air juga mudah didapatkan. Air diperlukan
dalam proses pengusahaan puyuh. Penggunaan air diperlukan untuk memberi asupan
minum puyuh, membersihkan peralatan makan dan minum, serta untuk membersihkan kandang. Pada
penerapannya, peternakan tidak melakukan pembedaan dalam menggunakan air. Air
bersih diperoleh dari sumber mata air. Air ini dimanfaatkan untuk memberi minum
puyuh, membersihkan peralatan makan dan minum puyuh, serta untuk membersihkan
kandang. Penggunaan air yang bersih bertujuan agar puyuh tidak mudah terkena
penyakit yang berasal dari bakteri pada air yang kotor.
4.
Fasilitas transportasi
Lokasi usaha terletak di pinggir
jalan umum Lintas Provinsi
yang telah memiliki fasilitas jalan aspal dengan kondisi sangat baik. Untuk alat
transportasi yang digunakan dalam membantu proses produksi, baik untuk
pendistribusian produk maupun akses untuk menuju sumber bahan baku, pemilik
menggunakan mobil inventaris perusahaan.
Tidak ada kesulitan untuk menuju lokasi proyek karena fasilitas jalan yang
telah memadai sehingga dapat diakses dengan menggunakan kendaraan beroda dua
maupun beroda empat.
1.3.2 Skala Usaha
Pada peternakan puyuh “Bujang Keme Farm” jumlah puyuh yang diusahakan cukup
banyak yaitu pada tahun pertama bibit puyuh yang didatangkan sejumlah 20000
ekor yang terdiri dari puyuh petelur dan puyuh pembibit. Pemilik perusahaan
memutuskan untuk badan usaha untuk semetara berbentuk CV karena pada saat
berdirinya, Peternakan puyuh bujang keme farm didanai oleh beberapa orang
investor lokal yang berniat menanamkan modalnya sehingga sahm perusahaan
dimiliki bersama dan persentase keuntungan dibagi sesuai dengan perjanjian
besar kecilnya angka investasi.
Lay out tempat
usaha merupakan salah satu hal yang perlu dipertimbangkan dalam pendirian suatu
proyek usaha. Lay out adalah pengaturan tata letak fisik dan peralatan
secara keseluruhan mengikuti aliran proses produksi. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan lay out adalah efisiensi penggunaan alat,
ketersediaan ruangan, dimensi alat, aliran proses produksi, tenaga kerja, dan
keamanan. Bangunan
yang digunakan untuk kegiatan pengusahaan puyuh bujang keme farm yaitu terdiri dari 3 bangunan
kandang besar untuk puyuh grower dan layer, 1 kandang untuk puyuh
starter dan 1
ruang penetasan.
Ke empat unit
kandang puyuh tersebut didirikan diatas lahan seluas 3000 m2. Bangunan kandang
besar untuk puyuh jepang petelur dibuat setengah permanen dengan ukuran 20 m x
10 m untuk menampung 15000 ekor.
1.5
Perkandangan
Dalam mempersipkan kandang burung puyuh ini, kita
mempunyai 2 alternatif yang biasa diterapkan peternak puyuh, yaitu sistem
litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Sedangkan ukuran kandang
yang digunakanumumnya untuk 1 m2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh,
selanjutnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan.
Terakhir menjadi 40 ekor/m2 sampai masa bertelur.
Ada beberapa tahapan dalam budidaya burung puyuh.
Masing-masing tahapan idealnya memerlukan persiapan kandang yang sesuai, yaitu
:
- Kandang
untuk induk pembibitan
Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan
menghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan
digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara. Idealnya satu
ekor puyuh dewasa membutuhkan luas kandang 200 m2.
- Kandang
untuk induk petelur
Kandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk
pembibit. Kandang ini mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang
sama. Kepadatan kandang lebih besar tetapi bisa juga sama.
- Kandang
untuk anak puyuh/umur stater(kandang indukan)
Jenis kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh
pada umur starter, yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga
minggu. Kandang ini berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih
memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan mendapat panas yang sesuai dengan
kebutuhan. Sebaiknya kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas. Biasanya ukuran
yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm, dan
tinggi kaki 50 cm. (ukuran ini cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh).
- Kandang
untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6 minggu)
Pada
peternakan Bujang Keme Farm, pengusahaan puyuh dalakukan dengan cara yang sederhana dan tidak
memerlukan teknologi yang canggih dan modern. Peralatan yang digunakan sama
seperti pada pengusahaan peternakan lain terutama pada peternakan ayam petelur.
Peralatan berupa mesin hanya diperlukan pada proses penetasan. Untuk kegiatan pemeliharaan puyuh
sendiri hanya dibutuhkan peralatan serta teknologi yang sederhana sehingga
dapat diusahakan oleh para penduduk di wilayah Desa Kali Padang.
Pada masa
pertumbuhan (umur 2 hari sampai 5 minggu) puyuh memelukan makanan yang
mengandung protein 24% dan pertukaran zat (energi metabolis) 2.800 Kg kalori.
Sedang pada masa bertelur diperlukan makanan yang mengandung protein metabolis 2.600
Kg Kalori. Satu penelitian menunjukkan bahwa untuk mendapatkan kesuburan telur
daya tetas dan produktivitas yang tinggi diperlukan makanan yang mengandung
protein tidak lebih dari 20%.
Standar pakan
anak puyuh (quail starter) disusun sebagai upaya untuk meningkatkan jaminan
mutu (quality assurance) mengingat pakan anak puyuh petelur (quail
starter) merupakan pakan yang dapat diperdagangkan dan mutunya sangat
mempengaruhi kinerja anak puyuh.
Sumber : Pakan anak puyuh (quail starter) Badan Standardisasi
Nasional, SNI 01-3905-2006.
Anak puyuh berumur 0-3 minggu membutuhkan
protein 25 % dan energi metabolis sebesar 2.900 Kkal/kg. Pada umur 3-5 minggu,
kadar pakannya dikurangi menjadi 20 % protein dan 2.600 Kkal/ kg energi
metabolis. Namun, untuk pertumbuhan optimal, pemberian protein yang dianjurkan
sebanyak 25 %.
Kebutuhan
protein dan energi puyuh dewasa berumur lebih dari 5 minggu sama dengan puyuh
berumur 3-5 minggu. Sementara kebutuhan protein puyuh untuk pembibitan (sedang
bertelur atau dewasa kelamin) sebesar 18-20 %. Kandungan protein dalam pakan
puyuh petelur direkomendasikan 20 %, sedangkan kandungan protein 25 % membuat
puyuh mengalami dewasa kelamin.
Kebutuhan makanan tiap ekor burung puyuh /hari disetiap periode berbeda
beda, dibawah ini adalah kebutuhan konsumsi burung puyuh dari periode starter
hingga peride kayer :
1.
Umur 2 s/d 7
hari (minggu pertama) : 3,6 gram
2.
Umur 8 s/d 14
hari (minggu kedua) : 6,8 gram
3.
Umur 15 s/d 21
hari (minggu ketiga) : 8,9 gram
4.
Umur 22 s/d 28
hari (minggu keempat) : 10,8 gram
5.
Umur 29 s/d 35
hari (minggu kelima) : 15 gram
6. Untuk umur selanjutnya rata-rata 20 gram per ekor/hari
Jenis usaha yang
menjadi fokus “Bujang Keme Farm” yaitu budidaya puyuh untuk menghasilkan telur
sebagai produk akhirnya. Unit usaha lainnya yaitu puyuh pembibit, , puyuh
afkir, dan kotoran. Namun tujuan dasar dari pengusahaan produk sampingan itu
hanya untuk memenuhi kebutuhan usaha puyuh pada
tahu berikutnya agar tidak memebeli bibit dari peternak lain
dan untuk menghemat
biaya produksi, terutama DOQ dan pakan.
Pada awal pendirian “BKF” yaitu pada bulan Januari 2016, populasi
puyuhnya yaitu sekitar 20.000
ekor. Puyuh mulai berproduksi pada bulan ke 2 setelah beumur 40
hari. Pada 3 bulan pertama, semua puyuh diusahakan sebagai puyuh petelur,
kemudiam memasuki bulan berikutnya puyuh indukan diseleksi untuk dijadikan
sebagai pembibit sebanyak 5000 ekor yang terdiri dari jantan dan betina, lalu
puyuh yang lain diusahakan sebagai puyuh petelur. Pengusahaan kedua jenis
tersebut sampai bulan 12, lalu puyuh diafkir.
Rencana
pengembangan usaha pada tahun berikutnya, BKF berencana menambah populasi puyuh
dari 20000 ekor menjadi 30000 ekor pada tahun ke 2 sampai tahun ke 7. Hasil
penetasan bulan september, diambil sebanyak 6000 ekor puyuh untuk dijadikan
pembibit dan hasil penetasan november diambil sebanyak 24000 ekor untuk
dijadikan puyuh petelur pada bulan
januari tahun ke 2.
Pada pola usaha budidaya puyuh petelur dan pembubit Bujang Keme Farm mengusahakan 20000 ekor puyuhnya untuk dijadikan puyuh
petelur dan puyuh pembibit dengan proporsi 15.000 ekor untuk puyuh petelur dan 5.000
ekor (4000 ekor betina dan1000ekor jantan) untuk puyuh pembibit. Pemenuhan
jumlah puyuh petelur diusahakan dari hasil pembibitan sendiri dengan menambah
investasi berupa mesin tetas. Mesin tetas yang diperlukan agar mampu memenuhi
kebutuhan puyuh BKF berjumlah 20 buahyaitu 8 buah mesin tetas berkapasitas 600
butir telur dan 12 buah mesin tetas berkapasitas 800 butir telur.
Arus penerimaan pada pola usaha budidaya
puyuh petelur dan pembibit diperoleh dari hasil penjualan telur puyuh, puyuh
pembibit, puyuh jantan, puyuh afkir, kotoran puyuh, serta pakan puyuh. Selain
itu, penerimaan juga diperoleh dari nilai sisa biaya investasi proyek berupa
kendaraan mobil dan mesin generator.
Bobot rata rata seekor burung puyuh
coturnik coturnik japonica sekitar 150 gram. Burung puyuh betina akan mulai
bertelur pada umur 41 hari. Puncak produksinya terjadi pada umur 5 bulan dengan
persentase bertelur 76%, diatas umur 14 bulan produktifitasnya akan menurun
dengan persentase bertelur kurang dari 50%. Kemudian sama sekali berhenti
bertelur pada saat berumur 2,5 tahunatau 30 bulan. (Agromedia, 2002) dalam
(Jaso parson ,2009).
Menurut sugiharto, (2005) dalam Noven W.N
Sijabat (2008), puyuh yang telah mencapai berat badan 90-100 gram, akan segera
bertelur pada umur 35-42 hari kemampuan berproduksi mulai awal produksi akan
terus mengalami kenaikan secara drastis hingga mencapai puncak produksi (top
production 98.5%) pada umur 4-5 bulan dan secara perlahan lahan akan menurun
hingga 70% pada umur 9 bulan.
Pemenuhan jumlah puyuh petelur pada
tahun pertama yaitu dengan membeli bibit dari peternak lain sebanyak 20000
ekor. Puyuh mulai memproduksi telur pada hari ke sepuluh bulan ke 2. Bulan pertama hingga bulan ke empat
telur yang dihasilkan belum ditetaskan, atau masih dijual sebagai telur
konsumsi. Dari jumlah puyuh betina yang produktif sebanyak 17250 ekor, mampu
menghasilkan telur sebanyak 70% dari total populasi yaitu sebanyak 360.150
butir, bulan kedua rata rata produksi 74% dengan jumlah telur 380.730 butir dan
pada bulan ke empat produksi mencapai 80%
dengan total telur 411.600 butir
telur puyuh. Pendapatan dari penjualan telur selama tiga bulan pertama sebesar
230.496.000 rupiah dari penjualan seluruh telur dengan harga perbutir
diasumsikan tetap sebesar 200 rupiah.
Pendapatan dari hasil
penetasan telur dimulai pada penjualan pertama yaitu bulan ke 5 sampai bulan
12. Bibit yang terjual pada tahun pertama sejumlah 776.250 ekor DOQ, puyuh
afkir sebanyak 20000 ekor dengan nila RP
3.768.750 dan rata rata kompos yang
dihasilkan pada tahun pertama sebanyak 150 karung per bulan. Pemeliharaan pada tahun ke 2
bibit puyuh diambil dari hasil penetasan sendiri sebanyak 6000 ekor. Untuk
puyuh pembibit dipelihara dari puyuh yang menetas dari bulan september dengan
tujuan agar pada bulan januari tahun ke 2 sudah dapat memproduksi puyuh petelur
sedangkan puyuh petelur pengambilan bibitnya yaitu puyuh yang menetas pada
bulan november sebanyak 24000 ekor, sehingga populasi pada tahun ke 2 mengalami
peningkatan yaitu sebesar 30000 ekor
Puyuh mulai berproduksi pada bulan januari dengan rata
rata produksi 70% dan terus mengalami peningkatan disetiap bulannya dengan
puncak produksi sebesar 97% pada bulan ke enam, dan kemudian produksinya akan
menurun lagi sampai bulan ke 12. Bulan pertama produksi dengan rata rata 70%
dari total populasi 6000 ekor mampu menghasilkan 444.528 butir telur dengan
nilai total harga jual 88.905.600 keterangan
lebih lanjut tabel terlampir. Pola peternakan pada tahun ke dua sampai tahun ke tujuh diasumsikan sama dengan
populasi 30000 ekor hasil pembibitan sendiri.
Arus pengeluaran pada perusahaan
“Bujang Keme Farm” pada tahun pertama terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional yang terdiri dari biaya
tetap dan biaya variabel. Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan
untuk pengadaan barang yang mempunyai nilai penyusutan hingga bernilai nol pada
tahun tertentu, antara lain pembangunan kandang grower dan layer, kandang
starter, pengadaan kendaraan, kandandang kurung ,tandon air, pompa, pipa,
generator, instalasi listrik dan lain lain.
Selain biaya investasi juga
terdapat biaya reinvestasi yang dikeluarkan oleh perusahaan apabila
biaya investasi yang dikeluarkan telah habis umur ekonomisnya. Tidak semua
biaya barang investasi mengalami reinvestasi, hanya beberapa biaya saja
yang umur ekonomisnya tidak selama umur proyek. Rincian dana infestasi dapat
dilihat pada tabel dibawah ini
3.3.2
Biaya operasional
Biaya
operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah
biaya yang harus dikeluarkan setiap tahun, sedangkan biaya variabel adalah
biaya habis pakai yang dikeluarkan secara rutin namun jumlahnya tidak tetap.
Biaya tetap yaitu biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang
dihasilkan dan nilainya sama setiap tahun. Biaya tetap yang dikeluarkan BKF tiap
tahun yaitu gaji karyawan, perawatan mobil, listrik dan air, BBM, sapu lidi, perawatan kandang dan mesin
pakan, pajak kendaraan, THR karyawan,
serta biaya tidak terduga yang dianggarkan sebesar 5 persen dari total biaya
tetap. Perawatan kandang yang dimaksud yaitu
memperbaiki kawat kandang maupun kurung-kurung yang rusak. Rincian biaya
operasional pada peternakan puyuh bujang keme farm dapat dilihat pada tabel
berikut.
Biaya
operasional pada tahun pertama jumlahnya berbeda dengan tahun berikutnya, hal
ini dikarenakan pada tahun kedua terjadi penambahan populasi burung puyuh dari
20 ribu ekor menjadi 30 ribu ekor, sehingga ada penambahan beberapa biaya
termasuk biaya infestasi yaitu penambahan bangunan kandang, dan kurung kawat ram, dan biaya tetap dari operasional
berupa gaji karyawan karena jumlahnya
bertambah satu orang dan semua output yang berasal dari biaya variabel karena
disebabkan oleh adanya pertambahan populasi.
Berikut ini adalah rincian
biaya infestasi pada tahun ke 2 sampai tahun ke 7.
Pada tahun ke dua penambahan unut infestasi dilakukan untuk pembuatan kandang grower sebanyak satu unit senilai 30.000.000 rupiah dan kandang kurung kawat ram mengalami penambahan jumlah sebanyak 39 unit.
Perhitungan kebutuhan beberapa kebutuhan biaya variabel
seperti pakan, obat obatan dan vaksin merupakan biaya terbesar yaitu sekitar
70% dari total biaya operasional. Rincian kebutuhan pakan , harga pakan, dan
kebutuhan obata obatan selama 7 tahun dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Analisis kelayakan finansial pada usaha peternakan puyuh
Bujang Keme Farm mengunakan beberapa kriteria kelayakan antara lain :
1.
Net Present Value (NPV),
yaitu nilai sekatrang bersih dimana syarat kelayakan infestasi bila nilai NPV
lebih besar dari nol.
2.
Benefit Cost Ratio /
B/C ratio, yaitu perbandingan total Nilai sekarang
penerimaan dibagi Nilai sekarang pengeluaran. Syarat kelayakan apabila BC Ratio
> 1
3.
Internal Rate of
Return / IRR, adalah tingkat
suku bunga yang memberikan NPV = 0 dengan syarat kelayakan bila IRR > suku
bunga pinjaman yang paling atraktif.
4.
Analisis titik impas atau BEP, yaitu pada titik tetentu dengan nilai
produksi tetentu terdapat keseimbangan antara biaya usaha keseluruhan dengan
penerimaan usaha.
5.
Payback Period, adalah
suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi
dengan menggunakan aliran kas. Metode Payback Period ini merupakan
teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi
suatu usaha. Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan benefit bersih yang
diperoleh setiap tahun. Semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik untuk
diusahakan.
6. Diskon Faktor, yaitu faktor
penggali atau pengganda sejumlah uang yang akan datang bila dinilai dalam waktu
sekarang.
Dari
pengusahaan peternakan Bujang Keme Farm, analisis kelayakan Finansial selama
tujuh tahun dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
BAB IV
Berdasarkan analisis kelayakan non
finansial, daerah kabupaten Rejang Lebong memenuhi kriteria untuk dijadikan tempat
peternakan puyuh, karena sesuai dengan beberapa hal antara lain sesuai dengan suhu dan kelembapan yang
dibutuhkan hidup puyuh, dekat dengan pasar yang dituju, fasilitas listrik tersedia dan mempunyai
sarana transportasi yang memadai. Berdasarkan analisis kelayakan finansial,
Peternakan puyuh”Bujang Keme Farm” layak untuk diusahakan dengan populasi 30000
ekor hasil pembibitan sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Pangestuti ,
Yanuary. 2009. Analisis kelayakan
usaha peternakan puyuh pada peternakan
puyuh bintang tiga desa situ ilir,
kecamatan cibungbulang, kabupaten bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Pedoman
penataan budidaya puyuh. 2012. Kementerian pertanian, Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan, Direktorat Budidaya Ternak.
Prihatman, Kemal. 2000. Budidaya burung puyuh ( coturnix-coturnix japonica ). Proyek
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas. Jakarta.
Statistik Peternakan dan
kesehatan Hewan. 2011. Kementerian Pertanian RI, Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan.
Badan Standardisasi Nasional.
2006. Pakan anak puyuh (quail
starter). SNI 01-3905-2006
LAMPIRAN
Cash flow pengusahaan puyuh petelur dan pembibit perusahaan" Bujang Keme Farm(BKF)" | |||||||
Uraian | Tahun | ||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | |
Inflow | |||||||
1. Penjualam | |||||||
Telur puyuh | 852.429.480 | 1.662.534.720 | 1.662.534.720 | 1.662.534.720 | 1.662.534.720 | 1.662.534.720 | 1.662.534.720 |
Puyuh pembibit | 4.595.737.500 | 8.358.360.000 | 8.358.360.000 | 8.358.360.000 | 8.358.360.000 | 8.358.360.000 | 8.358.360.000 |
Puyuh jantan puyuh afkir | 3.768.750 | 7.227.600 | 7.227.600 | 7.227.600 | 7.227.600 | 7.227.600 | 7.227.600 |
Kotoran puyuh | 13.200.000 | 21.600.000 | 21.600.000 | 21.600.000 | 21.600.000 | 21.600.000 | 21.600.000 |
2. Nilai sisa | 120.390.000 | ||||||
Total Inflow | 5.465.135.730 | 10.049.722.320 | 10.049.722.320 | 10.049.722.320 | 10.049.722.320 | 10.049.722.320 | 10.170.112.320 |
Outflow | |||||||
1. Biaya investasi | |||||||
Kandang grower dan layer | 120.000.000 | ||||||
Kandang starter | 25.000.000 | ||||||
Kurung+( tempat pakan dan minum) | 89.950.000 | 89.950.000 | |||||
Tandon air | 1.800.000 | ||||||
Pompa air | 850.000 | ||||||
Pipa | 1.500.000 | ||||||
Generator | 1.300.000 | ||||||
Instalasi listrik | 7.200.000 | ||||||
Alat penyemprot | 600.000 | ||||||
Ember plastik | 432.000 | 432.000 | |||||
Nampan panen | 300.000 | 300.000 | |||||
Alas pakan | 8.400.000 | 8.400.000 | |||||
Bangunan pengolahan pakan | 15.000.000 | ||||||
Mesin tetas | 80.000.000 | 80.000.000 | |||||
Mesin jahit | 450.000 | 450.000 | |||||
Sekop | 150.000 | 150.000 | |||||
Kendaraan | 150.000.000 | ||||||
Terpal penutup | 800.000 | 800.000 | |||||
Total infestasi | 503.732.000 | 1.682.000 | 450.000 | 178.350.000 | |||
2. Biaya Operasional | |||||||
A. Biaya Variabel | |||||||
Bibit puyuh | 150.000.000 | ||||||
Pakan puyuh | |||||||
a. Jagung | 935.539.732 | 935.539.732 | 935.539.732 | 935.539.732 | 935.539.732 | 935.539.732 | 935.539.732 |
b. Dedak padi | 615.486.666 | 615.486.666 | 615.486.666 | 615.486.666 | 615.486.666 | 615.486.666 | 615.486.666 |
c. Konsentrat | 503.974.964 | 503.974.964 | 503.974.964 | 503.974.964 | 503.974.964 | 503.974.964 | 503.974.964 |
d. Pakan tambahan | 23.171.263 | 23.171.263 | 23.171.263 | 23.171.263 | 23.171.263 | 23.171.263 | 23.171.263 |
Vitamin | 72.600.000 | 72.600.000 | 72.600.000 | 72.600.000 | 72.600.000 | 72.600.000 | 72.600.000 |
Vaksin | 756.000 | 756.000 | 756.000 | 756.000 | 756.000 | 756.000 | 756.000 |
Obat obatan | 450.000 | 450.000 | 450.000 | 450.000 | 450.000 | 450.000 | 450.000 |
Desinfektan | |||||||
a. Formalin | 675.000 | 675.000 | 675.000 | 675.000 | 675.000 | 675.000 | 675.000 |
b. Biodes | 1.665.000 | 1.665.000 | 1.665.000 | 1.665.000 | 1.665.000 | 1.665.000 | 1.665.000 |
Peti kemasan | 1.120.000 | 1.120.000 | 1.120.000 | 1.120.000 | 1.120.000 | 1.120.000 | 1.120.000 |
Dus kemasan | 1.040.000 | 1.040.000 | 1.040.000 | 1.040.000 | 1.040.000 | 1.040.000 | 1.040.000 |
Sekam | 315.000 | 315.000 | 315.000 | 315.000 | 315.000 | 315.000 | 315.000 |
Karung Pengemas kotoran | 270.000 | 270.000 | 270.000 | 270.000 | 270.000 | 270.000 | 270.000 |
Tali rafia | 120.000 | 120.000 | 120.000 | 120.000 | 120.000 | 120.000 | 120.000 |
Total Biaya Variabel | 2.307.183.625 | 2.157.183.625 | 2.157.183.625 | 2.157.183.625 | 2.157.183.625 | 2.157.183.625 | 2.157.183.625 |
B. Biaya tetap | |||||||
Gaji karyawan | 144.000.000 | 144.000.000 | 144.000.000 | 144.000.000 | 144.000.000 | 144.000.000 | 144.000.000 |
Perawatan kendaraan | 3.600.000 | 3.600.000 | 3.600.000 | 3.600.000 | 3.600.000 | 3.600.000 | 3.600.000 |
Listrik dan air | 11.000.000 | 11.000.000 | 11.000.000 | 11.000.000 | 11.000.000 | 11.000.000 | 11.000.000 |
BBM | 21.900.000 | 21.900.000 | 21.900.000 | 21.900.000 | 21.900.000 | 21.900.000 | 21.900.000 |
Lampu Pijar | 6.000.000 | 6.000.000 | 6.000.000 | 6.000.000 | 6.000.000 | 6.000.000 | 6.000.000 |
Sapu Lidi | 36.000 | 36.000 | 36.000 | 36.000 | 36.000 | 36.000 | 36.000 |
Pemeliharaan Kandang | 3.000.000 | 3.000.000 | 3.000.000 | 3.000.000 | 3.000.000 | 3.000.000 | 3.000.000 |
Pajak Kendaraan | 750.000 | 750.000 | 750.000 | 750.000 | 750.000 | 750.000 | 750.000 |
Penyusutan | 139.261.000 | 139.261.000 | 139.261.000 | 139.261.000 | 139.261.000 | 139.261.000 | 139.261.000 |
utang bank | 1.000.000.000 | 1.000.000.000 | 1.000.000.000 | 1.000.000.000 | 1.000.000.000 | 1.000.000.000 | 1.000.000.000 |
Biaya tidak terduga | 11.014.300 | 11.014.300 | 11.014.300 | 11.014.300 | 11.014.300 | 11.014.300 | 11.014.300 |
THR karyawan | 45.000.000 | 45.000.000 | 45.000.000 | 45.000.000 | 45.000.000 | 45.000.000 | 45.000.000 |
Pajak penghasilan 30% | 1.136.998.521 | 2.300.800.180 | 2.307.228.751 | 2.313.657.323 | 2.320.085.894 | 2.326.514.466 | 2.369.060.037 |
Total biaya tetap | 2.522.559.821 | 3.686.361.480 | 3.692.790.051 | 3.699.218.623 | 3.705.647.194 | 3.712.075.766 | 3.754.621.337 |
Total outflow | 5.333.475.446 | 5.843.545.105 | 5.851.655.676 | 5.856.852.248 | 6.041.180.819 | 5.869.259.391 | 5.911.804.962 |
Net Present Value | 131.660.284 | 4.206.177.215 | 4.198.066.644 | 4.192.870.072 | 4.008.541.501 | 4.180.462.929 | 4.258.307.358 |
Benefit Cost Ratio | 1,024685645 | 1,719798879 | 1,717415186 | 1,715891386 | 1,66353609 | 1,712264129 | 1,720305792 |
Internal Rate Of Return (15%) | 1,15 | 1,15 | 1,15 | 1,15 | 1,15 | 1,15 | 1,15 |
Break Even point | 4.604.959.537 | 3.686.361.480 | 3.692.790.051 | 3.699.218.623 | 3.705.647.194 | 3.712.075.765 | 3.754.621.337 |
Payback Period | 38,88 | 1,00 | 1,00 | 1,00 | 1,05 | 1,00 | 0,99 |
Diskon Faktor | 0,869565217 | 0,756143667 | 0,657516232 | 0,571753246 | 0,497176735 | 0,432327596 | 0,37593704 |
Penerimaan(inflow) | 4.752.291.939 | 7.599.033.890 | 6.607.855.557 | 5.745.961.354 | 4.996.488.134 | 4.344.772.290 | 3.823.321.921 |
Pengeluaran(outflow) | 4.637.804.736 | 4.418.559.626 | 3.847.558.594 | 3.348.674.282 | 3.003.534.557 | 2.537.442.802 | 2.222.466.458 |
Net benefit | 23.437.471.931 | ||||||
11,27389711 | 1,61055673 |
Tabel 1. Persentase produksi telur puyuh Tahun Pertama pemeliharaan (2016) | ||||||||||||
Bulan | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 |
Persentase | 0 | 70% | 74% | 80% | 85% | 95% | 97% | 96% | 90% | 80% | 75% | 72% |
Produksi telur | 0 | 360.150 | 380.730 | 411.600 | 343.613 | 384.038 | 392.123 | 388.080 | 363.825 | 436.296 | 409.028 | 392.666 |
Pembibit | 95.625 | 106.875 | 109.125 | 108.000 | 101.250 | 90.000 | 84.375 | 81.000 | ||||
pendapatan dari telur | 0 | 72.030.000 | 76.146.000 | 82.320.000 | 68.722.500 | 76.807.500 | 78.424.500 | 77.616.000 | 72.765.000 | 87.259.200 | 81.805.500 | 78.533.280 |
jual bibit betina | 502.031.250 | 502.031.250 | 502.031.250 | 502.031.250 | 502.031.250 | 502.031.250 | 502.031.250 | 502.031.250 | ||||
jual bibit jantan | 71.718.750 | 80.156.250 | 81.843.750 | 81.000.000 | 75.037.500 | 67.500.000 | 61.481.250 | 60.750.000 | ||||
puyuh afkir | 3.768.750 | |||||||||||
kotoran | 1.200.000 | 1.200.000 | 1.200.000 | 1.200.000 | 1.200.000 | 1.200.000 | 1.200.000 | 1.200.000 | 1.200.000 | 1.200.000 | 1.200.000 | |
Sub total | - | 73.230.000 | 77.346.000 | 83.520.000 | 643.672.500 | 660.195.000 | 663.499.500 | 661.847.250 | 651.033.750 | 657.990.450 | 646.518.000 | 646.283.280 |
776.250 | ||||||||||||
Produksi Tahun ke dua hingga ke tujuh (2017-2022) | ||||||||||||
Bulan | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 |
Persentase | 70% | 74% | 80% | 85% | 95% | 97% | 96% | 90% | 80% | 75% | 72% | 70% |
Produksi telur | 444.528 | 469.930 | 508.032 | 539.784 | 603.288 | 615.989 | 609.638 | 571.536 | 508.032 | 952.560 | 933.509 | 1.555.848 |
Pembibit | 100.800 | 106.560 | 115.200 | 122.400 | 136.800 | 139.680 | 138.240 | 129.600 | 115.200 | 108.000 | 103.680 | 100.800 |
pendapatan dari telur | 88.905.600 | 93.985.920 | 101.606.400 | 107.956.800 | 120.657.600 | 123.197.760 | 121.927.680 | 114.307.200 | 101.606.400 | 190.512.000 | 186.701.760 | 311.169.600 |
jual bibit betina | 529.200.000 | 559.440.000 | 604.800.000 | 642.600.000 | 718.200.000 | 733.320.000 | 725.760.000 | 680.400.000 | 579.600.000 | 567.000.000 | 430.920.000 | 529.200.000 |
jual bibit jantan | 75.600.000 | 79.920.000 | 86.400.000 | 91.800.000 | 102.600.000 | 104.760.000 | 103.680.000 | 97.200.000 | 83.400.000 | 81.000.000 | 75.960.000 | 75.600.000 |
puyuh afkir | 7.227.600 | |||||||||||
kotoran | 1.800.000 | 1.800.000 | 1.800.000 | 1.800.000 | 1.800.000 | 1.800.000 | 1.800.000 | 1.800.000 | 1.800.000 | 1.800.000 | 1.800.000 | 1.800.000 |
Sub total | 693.705.600 | 733.345.920 | 792.806.400 | 842.356.800 | 941.457.600 | 961.277.760 | 951.367.680 | 891.907.200 | 764.606.400 | 838.512.000 | 693.581.760 | 923.197.200 |
mantaf
BalasHapusSaya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
HapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
waw sangat bermanfaat trimkasih sudah berbagi info pertanian online,
BalasHapuskunjungi balik Cara budidaya porang